Mereka mengenakan pita hitam dan berdoa selama 30 detik.
ddd
Minggu, 21 April 2013, 21:56Mona Indriyani, Santi Dewi
Ribuan peserta berkumbul untuk berdoa, atas pemboman di Boston.(REUTERS/Jessica Rinaldi)
VIVAnews - Puluhan ribu peserta lari maraton London, berkumpul di garis start di Blackheath dengan mengenakan pita hitam di baju mereka. Perlombaan yang digelar hari Minggu pagi waktu setempat itu dimulai dengan ritual doa selama 30 detik untuk mengenang tragedi bom Boston yang terjadi di perhelatan lomba maraton ke-117 pada Senin kemarin.
Dilansir kantor BBC, Minggu 21 April 2013, sebanyak 2.000 polisi dikerahkan untuk mengamankan lomba tahunan tersebut. Menurut Walikota London, Boris Jonhson, dia belajar dari tragedi Boston dengan melakukan pengamanan yang cukup ketat khususnya terhadap tas yang dibawa peserta dan penonton.
"Kami telah melakukan tindak pengamanan yang ketat di pagelaran lari maraton London. Namun berkaca dari peristiwa bom Boston, pihak penyelenggara dan polisi tidak ingin kecolongan," ujar Boris kepada BBC.
Selain itu dia mengungkapkan peristiwa bom yang menewaskan tiga orang itu turut membuat warga kota London terkejut dan merasa takut. "Doa dari warga London pagi ini akan selalu menyertai para korban bom Boston," imbuhnya.
Hal yang sama turut ditegaskan oleh Kepala Polisi Kota London Julia Pendry, yang telah bertanggung jawab terhadap keamanan penyelenggaraan lomba ini selama lima tahun berturut-turut. Menurut Pendry, operasi yang digelar polisi pada tahun ini dilakukan untuk memastikan orang-orang yang datang ke London pada hari ini merasa aman.
"Kami telah mengerahkan lebih banyak lagi anjing pelacak dan meminta para penonton untuk menyimpan barang bawaan mereka sendiri," ujar Pendry.
Dalam lomba maraton itu, panitia mencatat sekitar 36 ribu pelari ikut serta dalam rute sejauh 41,8 kilometer dengan titik garis finish berada di sebuah mal dekat Istana Buckingham. Semua pelari yang melintasi garis finish meletakkan tangan mereka di bagian dada sebagai bentuk penghormatan bagi korban bom Boston.
Keluar sebagai pemenang untuk kategori pelari pria dengan kursi roda, pelari asal Australia, Kurt Fearnley. Sementara untuk pelari wanita dimenangkan oleh Tatyana McFadden, pelari asal AS yang juga menggunakan kursi roda.
Tatyana juga berada di Boston ketika dua bom meledak di Jalan Bolyston. Saat peristiwa terjadi dia sedang berada di dalam kamar hotelnya.
"Saya akan terus mengenang para korban dalam hati saya saat saya berlari," ujar Tatyana.
Dalam perhelatan lari maraton itu, pihak panitia juga melakukan pengumpulan dana untuk korban bom Boston yang disalurkan melalui One Fund Boston. Virgin London Marathon selaku penyelenggara, menyumbang 2 Poundsterling atau Rp30 ribu bagi setiap pelari yang berhasil melintasi garis finish.
Diharapkan total dana sumbangan pada Minggu ini mencapai 70 ribu Poundsterling atau Rp1 miliar. (umi) Sumber ; VIVA NEWS.COM
Dilansir kantor BBC, Minggu 21 April 2013, sebanyak 2.000 polisi dikerahkan untuk mengamankan lomba tahunan tersebut. Menurut Walikota London, Boris Jonhson, dia belajar dari tragedi Boston dengan melakukan pengamanan yang cukup ketat khususnya terhadap tas yang dibawa peserta dan penonton.
"Kami telah melakukan tindak pengamanan yang ketat di pagelaran lari maraton London. Namun berkaca dari peristiwa bom Boston, pihak penyelenggara dan polisi tidak ingin kecolongan," ujar Boris kepada BBC.
Selain itu dia mengungkapkan peristiwa bom yang menewaskan tiga orang itu turut membuat warga kota London terkejut dan merasa takut. "Doa dari warga London pagi ini akan selalu menyertai para korban bom Boston," imbuhnya.
Hal yang sama turut ditegaskan oleh Kepala Polisi Kota London Julia Pendry, yang telah bertanggung jawab terhadap keamanan penyelenggaraan lomba ini selama lima tahun berturut-turut. Menurut Pendry, operasi yang digelar polisi pada tahun ini dilakukan untuk memastikan orang-orang yang datang ke London pada hari ini merasa aman.
"Kami telah mengerahkan lebih banyak lagi anjing pelacak dan meminta para penonton untuk menyimpan barang bawaan mereka sendiri," ujar Pendry.
Dalam lomba maraton itu, panitia mencatat sekitar 36 ribu pelari ikut serta dalam rute sejauh 41,8 kilometer dengan titik garis finish berada di sebuah mal dekat Istana Buckingham. Semua pelari yang melintasi garis finish meletakkan tangan mereka di bagian dada sebagai bentuk penghormatan bagi korban bom Boston.
Keluar sebagai pemenang untuk kategori pelari pria dengan kursi roda, pelari asal Australia, Kurt Fearnley. Sementara untuk pelari wanita dimenangkan oleh Tatyana McFadden, pelari asal AS yang juga menggunakan kursi roda.
Tatyana juga berada di Boston ketika dua bom meledak di Jalan Bolyston. Saat peristiwa terjadi dia sedang berada di dalam kamar hotelnya.
"Saya akan terus mengenang para korban dalam hati saya saat saya berlari," ujar Tatyana.
Dalam perhelatan lari maraton itu, pihak panitia juga melakukan pengumpulan dana untuk korban bom Boston yang disalurkan melalui One Fund Boston. Virgin London Marathon selaku penyelenggara, menyumbang 2 Poundsterling atau Rp30 ribu bagi setiap pelari yang berhasil melintasi garis finish.
Diharapkan total dana sumbangan pada Minggu ini mencapai 70 ribu Poundsterling atau Rp1 miliar. (umi) Sumber ; VIVA NEWS.COM





Tidak ada komentar:
Posting Komentar